Friday, July 04, 2008

Petualangan Pevensie Bersaudara Berlanjut

Judul Film : The Cronicles of Narnia: Prince Caspian
Genre : Petualangan/Fantasi
Pemain : William Moseley, Anna Popplewell, Skandar Keynes, Georgie Henley, Ben Barnes, Liam Neeson
Sutradara : Andrew Adamson
Produksi : Walt Disney Pictures
Durasi : 145 menit

Setelah sukses dengan film The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch, and the Wardrobe pada tahun 2005, kisah lanjutan film tersebut kini diputar di sejumlah bioskop. Dengan masih menggunakan pemeran yang sama, film The Cronicles of Narnia: Prince Caspian ini lebih menghadirkan pertualangan yang lebih seru dan mendebarkan.

Kisah petualangan ini diawali dengan kembalinya Pevensie bersaudara, Peter (William Moseley), Susan (Anna Poplewell), Edmund (Skandar Keynes), dan Lucy (Georgie Henley) sebagai raja dan ratu Narnia setelah 1.300 tahun meninggalkan Narnia. Sayang, keadaan Narnia saat mereka kembali telah berubah. Rakyat Narnia hidup dalam kesengsaraan di bawah kekuasaan kaum Telmarines yang dipimpin Lord Miraz (Sergio Castellito).

Kehadiran para raja dan ratu Narnia itu atas panggilan Pangeran Caspian (Ben Barnes) yang tidak sengaja meniup tanduk berkepala singa. Pengeran Caspian meniup alat itu karena terdesak setelah dikejar kaum Telmarines yang ingin membunuhnya. Penyebabnya adalah kelahiran anak laki-laki Lord Miraz yang ingin dijadikan pewaris tahta kerajaan Terlmarines. Padahal, pewaris sesungguhnya adalah Pangeran Caspian, yang juga keponakan Lord Miraz.

Caspian yang masuk ke hutan akhirnya bertemu kurcaci bernama Trumpkin yang menolongnya. Bahkan Trumpkin ditangkap para tentara Telmarines. Untuk menjalankan niat jahatnya, Miraz pun menghasut dewan kerajaan bahwa Caspian ditangkap rakyat Narnia. Sebagai bukti, Miraz menunjukkan Trumpkin sebagai warga Narnia. Akhirnya, dewan kerajaan pun bersedia mengirim pasukan untuk menyerang rakyat Narnia.

Saat Trumpkin akan dibunuh tentara Telmarines di sebuah sungai, Pevensie bersaudara menyelamatkannya. Melalui Trumpkin, akhirnya raja dan ratu Narnia tersebut bertemu Pangeran Caspian.

Rupanya, tak hanya kakak beradik Pevensie yang datang ke Narnia karena bunyi dari tanduk berkepala singa itu. Makhluk-makhluk lain seperti gerombolan tikus berpedang, banteng yang bisa berdiri, sampai manusia berbadan kuda hadir untuk berjuang mempertahankan diri dari serangan tentara-tentara Telmarines.

Akhirnya, mereka sepakat untuk menyerang istana Telmarines pada malam hari. Sayang, usaha itu gagal karena kalah jumlah. Banyak korban berjatuhan di pihak Narnia. Sementara yang selamat kembali ke hutan.

Penyerangan itu akhirnya dibalas Telmarines dengan menggunakan meriam dan jumlah pasukan yang lebih banyak. Merasa pertempuran tidak seimbang, Lucy pun diutus untuk menemui Aslan, singa bijak penguasa kerajaan Narnia. Hanya Aslan yang bisa menyelamatkan Narnia dari serangan Telmarines. Untuk mengulur waktu hingga Aslan datang, Peter pun berduel dengan Lord Miraz.

Film yang diangkat dari cerita fantasi karya CS Lewis ini lebih terlihat seru dibandingkan dengan film sebelumnya. Sebab, dalam film ini banyak menampilkan adegan peperangan. Apalagi akting Peter dan Caspian cukup kentara, terutama dalam memimpin pasukan Narnia. Kepemimpinan mereka seolah membawa penonton hanyut dalam jiwa semangat dan perjuangan rakyat Narnia.

Tak hanya jiwa semangat yang ditularkan film untuk anak-anak ini, kesedihan dan jiwa berkorban juga diperlihatkan ketika adegan sebagian rakyat Narnia terjebak dalam istana Telmarines dan dihujani anak panah. Sementara rakyat Narnia yang berhasil keluar istana tak bisa berbuat apa-apa.

Film ini akan lebih terasa jika menonton versi pertamanya lebih dulu. Meski begitu, alur cerita yang sederhana dan jelas setidaknya dapat dijadikan tuntunan penonton yang belum sempat melihat versi pertama.

No comments:

Post a Comment