Friday, July 04, 2008

Menguak Puzzle Penembakan Presiden

Judul Film : Vantage Point
Jenis Film : Aksi/Laga
Pemain : Dennis Quaid, Matthew Fox, Forest Whitaker, Eduardo Noriega,William Hurt, Sigourney Weaver
Sutradara : Pete Travis
Produksi : Sony Pictures


Inilah film yang menggunakan beberapa sudut pandang penceritaan yang berbeda dalam melihat satu kejadian. Peristiwa-peristiwa yang ditampilkan bagaikan puzzle yang mesti dipecahkan. Penonton pun harus bersabar untuk dapat melihat puzzle itu secara utuh di akhir cerita.

Penembakan presiden Amerika Serikat menjadi poin penting dari film arahan Pete Travis ini. Diceritakan bahwa Presiden Amerika Serikat Henry Ashton (William Hurts) berada di Salamanca, Spanyol, untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi tentang antiterorisme yang juga mempertemukan para pemimpin dari negara Barat dan Arab. Namun, tujuan konferensi itu ternoda karena Presiden Ashton tertembak saat akan memberikan sambutan. Tak lama sebuah bom meledak yang menghancurkan tempat konferensi. Suasana pun menjadi kacau.

Kejadian-kejadian tersebut terekam kamera para jurnalis televisi yang diproduseri oleh Rex (Sigourney Weaver). Selain itu, kesibukan dan suasana kerja Rex dan beberapa krunya diperlihatkan hingga kejadian penembakan dan pengeboman terjadi. Inilah yang ditampilkan pada awal film.

Selanjutnya, film diputar mundur. Penonton diajak kembali ke 23 menit sebelum kejadian tersebut berlangsung. Kali ini, yang tampil para pengawal Presiden Ashton, yaitu Thomas Barnes (Dennis Quaid) dan Kent Taylor (Matthew Fox). Dari sisi Barnes, gambar yang diperlihatkan merupakan kecurigaan dan kewaspadaannya terhadap keselamatan presiden. Bahkan dia sempat menjatuhkan Enrique (Eduardo Noriega) yang tiba-tiba naik ke panggung konferensi saat presiden tertembak.

Film pun diputar mundur kembali, tapi pada perspektif Enrique. Di sini baru diketahui bahwa Enrique bukanlah salah satu penjahat yang akan mencelakai Presiden Ashton, melainkan polisi setempat yang sedang bertugas menyelamatkan walikota Salamanca. Sayangnya, Barnes yang menjatuhkannya tidak percaya hal itu. Enrique pun kabur untuk mencari seorang wanita yang ditemuinya sesaat sebelum malapetaka itu terjadi.

Lagi-lagi film diputar mundur. Kali ini melalui pandangan Howard Lewis (Forest Whitaker), seorang pelancong dari Amerika yang sengaja datang ke Eropa untuk berlibur. Dari handycam-nya, semua peristiwa penembakan dan pengeboman direkam tanpa sengaja oleh Lewis. Bahkan, dia juga berusaha menyelamatkan seorang anak dan membantu pengawal Presiden Ashton yang mengejar Enrique hingga ke ujung jalan. Rekamannya itu juga membantu Barnes untuk mengungkap siapa dalang aksi teror tersebut. Sayangnya, petunjuk itu baru sedikit.

Setelah film diputar mundur kembali, sudut pandang cerita beralih ke Presiden Ashton. Rupanya, ada strategi dari pasukan pengawal presiden untuk mengganti Presiden Ashton dengan kembarannya sebelum menuju konferensi. Itu dikarenakan ada kabar akan terjadi aksi teror di lokasi berlangsungnya konferensi itu. Kejadian yang tak diinginkan tersebut terjadi. Presiden Ashton bahkan melihat kembarannya tertembak.

Pada bagian akhir, sudut pandang berada pada perspektif para penjahat. Melalui kacamata penjahat inilah seluruh rangkaian cerita penembakan dan pengeboman mulai terurai. Puzzle aksi teror itu pun mulai terkuak.

Film yang berdurasi 90 menit ini selalu menghadirkan ketegangan tiap menitnya. Melalui perspektif yang berbeda-beda, ketegangan-ketegangan yang berisi aksi saling tembak dan kejar-kejaran mobil itu dimunculkan dengan amat mengalir dan wajar. Dengan demikian, penonton pun terhibur dari film yang diproduksi oleh Sony Pictures ini.

No comments:

Post a Comment