Genre : Drama
Pemain : Brad Pitt, Cate Blanchett, Taraji P Henson, Julia Ormond, Jason Flemyng, Tilda Swinton, Joanna Sayler
Sutradara : David Fincher
Produksi : Paramount Pictures dan Warner Bros
Durasi : 166 menit
Rating : 5/5
Di malam perayaan berakhirnya Perang Dunia I atau sekitar tahun 1918, seorang bayi terlahir dengan kelainan fisik. Tubuhnya keriput, menyerupai lelaki tua yang berumur 80 tahun. Ibu bayi tersebut meninggal, sedangkan ayahnya, Thomas Button (Jason Flemyng), malah membuang bayi tersebut karena dianggap monster.
Beruntung bayi tersebut diselamatkan Queenie (Taraji P Henson), perawat di sebuah panti jompo. Menurut dokter yang dipanggil Queenie, bayi tersebut mengidap penyakit langka. Umur bayi itu tak akan lama. Namun, perkiraan tersebut salah. Bayi bernama Benjamin (Brad Pitt) itu dapat bertahan hidup dan tinggal di panti jompo.

Salah satu cucu dari penghuni panti, Daisy menjadi teman Benjamin setiap akhir pekan. Kehidupan Benjamin makin hidup. Kendati Benjamin terlihat tua, Daisy justru melihat ada sesuatu yang istimewa di diri Benjamin.

Setelah itu, Benjamin bertemu Queenie dan Daisy (Cate Blanchett) yang telah dewasa dan cantik serta menjadi penari balet. Benjamin juga tampak lebih muda dari sebelumnya. Sampai akhirnya Benjamin berkenalan dengan Thomas, ayah yang membuangnya. Ketika Thomas meninggal, Benjamin mendapatkan banyak warisan, mulai dari pabrik kancing, rumah mewah di tengah kota dan pinggir pantai, serta perahu layar.
Akan tetapi, setelah Queenie meninggal, pria yang hidup makin muda itu akhirnya menikah dengan Daisy dan menghasilkan seorang putri yang cantik. Caroline namanya.

Penggunaan alur flashback itu digarap apik oleh David Fincher, sang sutradara. Penonton diajak memasuki tiap sendi kehidupan Benjamin yang akhirnya meninggal dalam kondisi bayi. Setiap adegan yang diperlihatkan Fincher menghadirkan sinematografi yang indah dan memanjakan mata, khususnya ketika Benjamin dan Daisy memadu kasih di kapal layarnya.

Untuk menghadirkan hal tersebut, Fincher bahkan menggunakan tujuh aktor untuk memerankan Benjamin tua hingga muda. Mereka adalah Peter Badalamenti, Robert Tower, Tom Everrett, Spencer Daniels, Chandler Canterbury, dan Charles Henry Wyson. Brad hanya memberikan wajahnya untuk dipadukan dengan tubuh ketujuh orang tersebut. Brad Pitt benar-benar tampil utuh ketika adegan di kapal saat salju menerpa.

Pada akhirnya, film yang diakui Fincher cukup lama dalam proses penggarapannya, yakni sejak 2003, ini mencoba mengajak penonton becermin betapa hidup adalah sebuah proses yang harus dilewati. Diawali dari proses kelahiran, hingga mencapai proses kematian. Cinta dan perjuangan hidup menemukan identitas diri juga menjadi bagian yang menarik untuk disimak.
Kalo gua telusuri, banyak yang memuji film ini, hanya beberapa orang yang tidak menyukainya. 1 : 5 lah.
ReplyDeletekalo bang mupi termasuk yang mana nih. yang 1 atau yang lima. hehehehe.
ReplyDeletekalo saya perkirakan, film ini bakal menyabet film terbaik loh. lihat aja daftar panjang nominasinya, lengkap banget.
tapi sayangnya, academy award gak dapat banyak.
Saya masuk yang 4 (diluar jalur hehehe), menikmati filmnya hingga akhir karena ide uniknya, tapi mengkritik film yg lamban bercerita.
ReplyDeleteAku kurang begitu suka filmnya, terutama dari segi cerita.
ReplyDeleteGak nancep banget deh pokoknya. gak tau kenapa :)
wah bung gilasinema masuk kategori satu dari lima orang yang tidak menyukai film ini. lain lagi sama bung yusahrizal yang keluar jalur (hehehehe).
ReplyDeletebagaimanapun tiap orang punya banyak versi dengan film ini. ada yang menyanjung bahkan mencekalnya. ya mirip film PBS dari indonesia dan SM yang juara film terbaik pada ajang kemarin.
gua sih seperti Gila Sinema. Gua ga suka banget tapi gua merekomendasikan film ini sebagai renungan. Sekali lagi gua lebih suka Forrest Gump. Gua sih memprediksi nih film, menang di naskah atau adaptasi terbaik, tata rias atau mungkin spesial efek terbaik. Mungkin di sutradara terbaik kali tapi not sure. Yang pasti Pitt tidak pantas dinominasikan sebagai aktor terbaik. Lebih bagusan 12 Monkeys. Babel dan Burn after reading, gua belon nonton.
ReplyDeletegue suka bagian terakhirnya. tapi awal sampai tengah terlalu biasa dan hollywood banget. percintaannya makan porsi terlalu banyak. bagus, tapi gak bagus banget. 4/5
ReplyDeleteMemang terasa aura Hollywood-nya. Tapi setidaknya, film ini menurut gw cukup unik karena idenya yang lain daripada film-film kebanyakan.
ReplyDeleteDari keempat film, minus 12 Monkey yang belum ditonton, akting Pitt menurut gw bagus karena dia bisa memerankan karakter yang berbeda-beda dengan melepas karakter yang pernah dilakukan sebelum-sebelumnya. Kalau beda pendapat, asyik aja. Betul gak?
Brad Pitt sih kalo maen bagus dan variatif. Cuman sebagai Benjamin Buton bukanlah pencapaian terbaiknya. Di Babel lebih bagus. Chemistrinya juga lebih oke ma Cate Blanchett.
ReplyDeletepokoknya salut deh buat gilasinema. maklum anda kan yang paling banyak nonton. hehehehe. namanya juga gila sinema. hahahahah
ReplyDelete