Genre : Drama
Pemain : Kate Winslet, David Kross, Ralph Fiennes, Jeanette Hain
Sutradara : Stephen Daldry
Produksi : Mirage Enterprises
Durasi : 124 menit
Rating : 4/5
Cinta memang tidak bisa ditebak. Dia juga bisa hadir tanpa terduga dan kepada siapa cinta itu menyapa. Mungkin seperti itulah perjalanan cinta antara Hannah Schmitz dan Michael Berg yang berbeda usia. Usia Hannah dua kali lebih tua dari Michael.
Perjumpaan mereka terjadi di tahun 1958. Sepulang dari sekolah dan baru turun dari trem, Michael remaja (David Kross) muntah karena sakit. Melihat kejadian itu, Hannah Schmitz (Kate Winslet) membersihkan muntahan Michael dengan menyiramnya. Selanjutnya, Hannah mengantarkan hingga ke jalan menuju rumah Michael.

Hannah rupanya menyenangi cerita-cerita yang dibacakan Michael. Dia juga lebih senang dibacakan daripada membaca sendiri buku-buku yang diberikan Michael.
Hubungan cinta mereka akhirnya kandas setelah Hannah mendapatkan promosi pekerjaan. Sayangnya, Hannah tidak memberitahukan hal ini kepada Michael. Hannah malah menghilang. Michael yang sedang dilanda cinta terkejut dan merasa kehilangan.

Akhirnya, Hannah dipenjara. Untuk menghibur Hannah, Michael dewasa (Ralp Fiennes) mengirimi rekaman cerita-cerita dari berbagai buku yang dibacanya. Hannah cukup terhibur dan mulai belajar menulis serta berkirim surat. Sampai akhirnya mati bunuh diri karena tidak ada yang menolongnya ketika akan bebas.

Film yang berlatar saat akhir perang dunia II di salah satu wilayah di Jerman ini memberikan pelajaran yang cukup baik kepada penonton. Terutama soal kepedulian dan kemauan untuk maju. Hal ini tampak dari tokoh Hannah.
Setelah beberapa kali dikirimi kaset cerita, Hannah mulai belajar untuk membaca dan menulis. Keinginan tersebut amat kuat karena dia ingin mengucapkan terima kasih kepada Michael. Karena baru belajar, hanya beberapa kalimat yang berhasil ditulis. Misalnya ucapan terima kasih. Bentuk tulisannya pun masih belum rapi. Namun, itu menyiratkan bahwa cinta bisa mendorong seseorang untuk belajar.

Sementara soal kepedulian terlihat melalui surat wasiat Hannah kepada Michael. Dalam surat itu, Hannah berpesan untuk memberikan sedikit uang kepada yayasan yang memerangi buta huruf dan kepada salah satu anak korban peristiwa gereja. Adegan ini seolah-olah menyampaikan pesan bahwa pendidikan itu amatlah penting.
Dua pesan tersebut setidaknya mulai muncul di akhir film. Sebelum selesai menonton film ini, penonton akan kesulitan untuk mengetahui pesan di balik kisah cinta beda generasi ini. Apalagi, film ini menggunakan alur maju mundur yang membawa penonton pada kehidupan Michael remaja dan tua yang telah memiliki seorang anak.

Namun begitu, akting Kate Winslet di film ini amat apik. Dia tampil total untuk menggambarkan Hannah yang kesepian dan hidup tanpa ada pendamping. Well, semoga saja dia mendapat Oscar setelah menyabet aktris terbaik di ajang Golden Globe 2009.
Wah, Ko, bagus nih blogmu. Aku dapet alamatnya dari Uchan. Boleh jadi info buatku yang jarang nonton nih. Saling kunjung ya.
ReplyDeleteMari kita berantas buta huruf!!! hehehe
ReplyDeleteBanyak banyak baca deh. Di Al Qur'an aja ada ayat yang bunyinya IQRA' (BACALAH)
Membaca berarti pemahaman yang mendorong pendewasaan diri, sesuatu yang gagal dilakukan leh Michael.
to Bahtiar:
ReplyDeletemakasih dah ngunjungi blog saya. ya mudah-mudahan aja berguna. nanti saya kunjungi deh.
to gilasinema:
setuju bos. kita emang wajib bisa memabaca dan melek huruf biar. jadinya, bisa baca deh blog kita.
@gilasinema+ekoadit
ReplyDeleteSetuju. Mari berantas buta huruf. Mari perjuangkan pendidikan agak seluruh manusia dimuka bumi ini bisa membaca dan menulis!
Ingatlah: Menulis = Kejujuran
*perasaan pernah liat deh ungkapan diatas.... :P *
wkakawakwak. bisa aja bang yusahrizal ini....hehehehe
ReplyDeletehahahahhahhaahhahaha.....lama-lama pada keliatan lucunya :D
ReplyDeletebagus emang filmnya yaaa....dan akhirnya Winslet dapet Oscar juga...:D
ReplyDeletehehehehehe. juara juga tuh saudara gw. ntar gw sampein pesan lo semua deh. hahahahahahaha. Ternyata dia juga berjaya di Globe dan Oscar.
ReplyDeletebtw, slumdog berjaya lagi di Oscar setelah di Globe. hebat banget nih film. tapi sayang, gw belum nonton. sebetulnya penasaran juga mau nonton.
wajib tonton mas..:D
ReplyDeleteyoi. pasti nontonlah kalau sudah begini. dan tentu wajib untuk mengoleksi filmnya, meski bukan yang aslinya.
ReplyDeleteslumdog diputar di blitz, adanya di jakarta dan bandung. gw sumpahin bener 21 yang kerjanya muter film sampah dan gak mau muter film bermutu.
ReplyDeletebtw kate menang karena banyak buka2an kali ya... :p
betul bos. slumdog cuma diputar di Blitz doang. bukannya gak mau nonton film hebat ini, tapi kalau di Blitz mikir2 tuk nonton di tanggal "kering" kayak sekarang.
ReplyDeletenah, kalau soal Kate, bisa aja kali jurinya pengen kayak michael gitu. hehehehehe. tapi menurut gw, film ini agak susah buat diputer di Indonesia, habis Kate juga sih. Lho?????