Monday, August 11, 2008

Petualangan Robot Pembersih Bumi

Judul Film : Wall-E
Genre : Animasi
Pemain : Fred Willard, Jeff Garlin, Ben Burtt, Sigourney Weaver
Sutradara : Andrew Stanton
Produksi : Walt Disney Pictures
Durasi : 98 menit

Kebiasaan buruk manusia yang membuang sampah sembarangan lambat laun akan menjadikan bumi dipenuhi sampah. Lalu, apa jadinya jika hal itu terjadi? Lantas, bagaimana dengan kehidupan manusia?

Melalui film animasi besutan Andrew Stanton ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab. Film ini mengisahkan bahwa bumi akhirnya hanya menyisakan sampah yang menggunung. Sementara manusia—yang tidak mau tinggal di lingkungan yang dipenuhi sampah—harus bermigrasi ke sebuah pesawat luar angkasa bernama Axiom.

Untuk membersihkan bumi, ditugaskanlah robot pembersih sampah. Sayang, hingga tujuh abad tugas tersebut belum selesai dan hanya menyisakan satu robot pembersih yang bernama Wall-E (singkatan dari Waste Allocation Load Lifter-Earth Class).

Kehidupan robot ini pun mirip manusia. Siang hari bekerja, malam hari istirahat. Sebelum bekerja, Wall-E selalu mengisi energi dengan mengandalkan tenaga surya. Setelah itu, ia mengumpulkan sampah, lalu menekannya menjadi bongkahan-bongkahan kubus dan menyusunnya hingga menjulang.

Kecoa menjadi teman setia Wall-E. Sementara hiburan untuk Wall-E hanyalah kaset rekaman film usang yang menggambarkan dua orang kekasih saling bergandengan tangan. Bergandengan tangan menjadi impian Wall-E. Ia selalu berharap mendapatkannya.

Suatu ketika datanglah pesawat luar angkasa yang mengirimkan robot pencari tanaman. Robot ini disebut Eve (singkatan dari Extraterrestrial Vegetation Evaluator). Wall-E terkesima dengan robot putih bermata biru yang dapat menembakkan laser dari tangan itu.

Berbagai upaya dilakukan Wall-E untuk mendekati Eve. Ketika berhasil mendekati Eve, Wall-E memberikan tanaman yang ditemukannya saat mengumpulkan sampah. Eve, yang diprogram untuk mencari tanaman, langsung mengambil dan menyimpannya di dalam tubuh. Tak berapa lama, Eve seperti tak bernyawa. Hanya lampu indikator tanaman berwarna hijau yang menyala.

Wall-E merasa kehilangan Eve. Apalagi ketika Eve dijemput pesawat luar angkasa. Wall-E yang tak mau kehilangan Eve, membonceng kapal tersebut. Ternyata di pesawat Axiom, robot pembersih itu mendapat petualangan seru.

Tanaman yang dibawa Eve ternyata pertanda untuk mengembalikan seluruh manusia di pesawat Axiom ke bumi. Kapten kapal Axiom akhirnya memutuskan hal itu. Namun, keputusan kapten kapal ditentang robot pilot otomatis. Akhirnya, Wall-E dan Eve bekerja sama untuk membawa penumpang Axiom kembali ke bumi.

Di film yang ceritanya ditulis juga oleh Andrew Stanton ini sangat minim dialog. Setidaknya ini mengungkapkan bahwa sebenarnya robot memang tidak bisa berbicara seluwes manusia.

Karena itu, penggunaan gambar bergerak menjadi solusi untuk menyampaikan cerita film ini. Tindakan dan pengungkapan perasaan setiap tokoh di film ini juga ditampilkan dengan gambar bergerak. Untuk mendukung itu, film ini pun dibuat senyata mungkin meski Wall-E dikemas dalam bentuk animasi.

Andil Pixar Animation Studios untuk menciptakan film animasi senyata aslinya tak perlu diragukan. Buktinya, film animasi Finding Nemo, The Incredible, dan Cars menjadi pembuktian Pixar. Karena itu, tampilan Wall-E tak kalah dengan film-film tersebut.

Terlepas dari tampilan yang memesona, film yang layak ditonton anak-anak ini juga memberikan pesan mendalam. Setidaknya ada dua pesan yang disampaikan. Pertama, film ini menyinggung kehidupan manusia yang terlalu mengandalkan kemajuan teknologi. Dalam film ini, teknologi yang hebat membutakan manusia dari kehidupan nyata.

Kedua, sejalan dengan keadaan sekarang, bumi haruslah dijaga kelestariannya. Pesan ini tampak dari alur yang menceritakan pencarian tanaman. Jadi, selain menghibur, film ini mengajak penonton untuk melestarikan bumi.

No comments:

Post a Comment