Genre : Drama komedi
Pemain : Anna Faris, Colin Hanks, Emma Stone, Kat Dennings, Katharine
McPhee, Rumer Willis, Kiely Williams, Dana Goodman
Sutradara : Fred Wolf
Produksi : Universal Pictures
Durasi : 97 menit
Kehidupan beberapa mahasiswi yang tinggal di sebuah asrama berubah drastis begitu diasuh seorang model majalah pria dewasa. Mereka kini lebih berani melihat hidup dan mampu bersosialisasi dengan sejumlah pemuda. Bahkan, mereka berhasil menemukan jati dirinya.
Adalah Shelley (Anna Faris) yang mengubah kepribadian para mahasiswi tersebut. Di awal film, Shelley yang tinggal bak putri di house bunny—tempat menampung para model majalah pria dewasa—harus keluar dari rumah tersebut bertepatan ketika dia berulang tahun. Shelley kemudian berupaya mencari tempat tinggal baru yang dipenuhi wanita, mirip ketika dia tinggal di house bunny.

Asrama putri Zeta yang terlihat biasa dan sederhana rupanya bermasalah. Asrama Zeta terancam ditutup jika tak ada mahasiswi lain yang berminat tinggal di situ. Tak ada mahasiswi berarti tak ada dana untuk Asrama Zeta.

Berbagai upaya dilakukan Shelley agar Asrama Zeta diminati. Upaya itu antara lain mengubah penampilan penghuni Zeta, dari tak mengenal merias wajah dan terlihat tak menarik menjadi lebih modis dan tampak seksi. Usaha lainnya yaitu mengadakan pesta agar banyak mahasiswi tertarik tinggal di Zeta.

The House Bunny memiliki alur cerita yang sederhana. Tema yang diangkatnya pun dikemas dengan sangat ringan sehingga mudah diterima penonton. Sayangnya, faktor logika terkadang menjadi hal yang kurang diperhatikan dalam film arahan Fred Wolf ini. Contohnya pesta yang diadakan para penghuni Asrama Zeta sangat meriah padahal mereka sedang kesulitan keuangan. Selain itu, penghuni Asrama Zeta juga sering berganti-ganti pakaian dan selalu tampil dengan riasan yang tergolong menor.

Dalam film ini, karakter Shelley yang terlihat seksi tapi agak bodoh juga menjadi pengundang senyum penonton. Hal ini tampak ketika Shelley berkencan dengan Oliver, relawan di panti jompo yang pintar. Oliver rupanya tak tertarik dengan kecantikan dan keseksian Shelley. Itu membuat Shelley salah tingkah.

Bahkan mereka menganggap bahwa kecantikan ataupun penampilan bukanlah hal penting. Di balik itu, mengisi otak dengan berbagai ilmu pengetahuan agar menambah wawasan jauh lebih penting daripada kecantikan ataupun keseksian yang selama ini diajarkan Shelley. Hal ini justru menjadi pemikat calon penghuni baru Asrama Zeta.
No comments:
Post a Comment