Genre : Drama
Pemain : Isla Fisher, Hugh Dancy, Krysten Ritter, Joan Cusack, John Goodman, Robert Stanton
Sutradara : P.J. Hogan
Produksi : Touchstone Pictures
Durasi : 104 menit
Rating : 3/5
Perempuan terkadang diidentikkan dengan gemar berbelanja. Bahkan, karena amat senang belanja, wanita menjadi mudah tergiur dengan barang baru. Apalagi, dari merek-merek terkenal seperti Prada, Gucci, Macy's, Barneys, Saks, dan lainnya. Belanja pun menjadi hobi. Akibatnya, pengeluaran menjadi tidak terkontrol. Apalagi, kartu kredit dianggap bak dewa penolong untuk berbelanja oleh mereka.
Gambaran tersebut menempel pada diri Rebecca Bloomwood (Isla Fisher). Rebecca yang amat gemar berbelanja tiba-tiba harus berurusan dengan tagihan kartu kredit mencapai jutaan dolar. Bukannya melunasinya, Rebecca malah terus berbelanja. Sampai akhirnya, tempat Rebecca bekerja harus tutup. Rebecca pun tak ada pemasukan untuk membayar semua tagihan. Dia kebingungan. Akan tetapi, kegemaran berbelanja tak pernah surut, meski kartu kredit yang dimilikinya sudah diblokir.

Karena membutuhkan pekerjaan, Rebecca akhirnya diterima setelah mengirim sebuah artikel keuangan. Luke Brandon (Hugh Dancy), pemimpin majalah tersebut meminta Rebecca menulis artikel sejenis. Susah payah itu dilakukan Rebecca. Hingga akhirnya tulisan Rebecca digemari banyak orang, termasuk pemilik saham majalah Successful Saving. Dia pun dikenal dengan nama pena ‘wanita berselendang hijau’.

Terbongkarnya kasus tersebut membuat hubungan dengan Luke Brandon hancur. Bahkan, majalah tersebut ditutup. Persahabatan dengan Suze (Krysten Ritter) juga berantakan. Penyebabnya, baju pengiring pengantin yang akan dikenakan Rebecca pada pernikahan Suze malah diberikan kepada orang lain.

Film yang penuh tampilan glamor dari Rebecca ini sebetulnya menyentil gaya hidup kaum wanita. Wanita yang senang berbelanja bahkan hilang kontrol dalam penggunaan kartu kredit disinggung dalam film ini. Dengan demikian, film ini mengajak kaum hawa agar lebih bijak dalam menggunakan kartu kredit.
Penyampaian pesan tersebut disodorkan kepada penonton dengan amat manis dari rentetan cerita yang menghibur. Penyelipan adegan-adegan konyol dari Rebecca seperti menghancurkan es yang di dalamnya ada kartu kredit, naik ke atas meja hanya untuk mencegah Luke menerima telepon dari Derek Smeath, serta tidur di bawah kereta dorong untuk mengambil surat membuat penonton tertawa lepas.

Pemberian sentuhan musik latar di berbagai adegan juga terasa pas dengan suasana yang dialami Rebecca. Jadinya, perasaan riang, sedih, romantis, putus asa, dan lainnya terbantu dengan hadirnya musik latar yang menyatu dengan adegan. Apalagi, penggunaan manekin yang seolah-olah hidup dan berbicara untuk membujuk Rebecca belanja juga menjadi sesuatu yang unik di film ini.
